Sabtu, 05 Mei 2012

TANTANGAN HIDUP

Hidup itu merupakan sebuah tantangan bagi kita, karna banyak sekali tantangan yang mesti kita lewati dalam perjalanan hidup kita untuk menggapai sebuah kehidupan yang kita impikan.

Tantangan yang ada dalam kehidupan kita merupakan bukti betapa cinta-Nya ALLAH SWT kepada umat-Nya, karena dengan begitu kita akan menjadi manusia yang sesungguhnya seperti apa yang menjadi tujuan kita hidup di dunia yang fana ini, yaitu menjadi manusia yang Beriman, Berahklak, dan Bertaqwa kepada-Nya.

Dengan kita selalu mendekatkan diri kepada-Nya insaAllah semua tantangan yang ada dalam kehidupan kita dapat kita lampaui dengan baik untuk menuju kehidupan yang kita impikan....Amiiiinnnn

                                   "SELALU INGATLAH KEPADA ALLAH SWT"

VIDEO LOKA WISATA MONUMEN PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN


Jumat, 04 Mei 2012

LOKA WISATA MONUMEN PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN ( Jl.Raya Bantarbarang, Kec.Rembang, Kab.Purbalingga )

























PERSAMAAN DAN PERBEDAAN BIMBINGAN KELOMPOK, KONSELING KELOMPOK, DAN KONSELING INDIVIDUAL

Pengertian Konseling Kelompok ( KKp ), Bimbingan Kelompok ( BKp ), dan Konseling individual ( KI )


Layanan Konseling Kelompok adalah layanan yang memungkinan peserta didik ( masing-masing anggota kelompok ) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
Layanan Bimbingan Kelompok adalah layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan ( topik ) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan ( topik ) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan.
Layanan Konseling Perorangan adalah layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
Layanan konseling dapat diselenggarakan baik secara perorangan maupun kelompok. Secara perorangan layanan konseling dilaksanakan melalui konseling individual atau layanan konsultasi, sedangkan secara kelompok melalui layanan konseling kelompok ( KKp ) atau bimbingan kelompok ( BKp ). Kedua layanan ini mengikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok, dengan Konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok.
KKp dan BKp mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan, pribadi dan/atau pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok. Dalam BKp dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok, sedangkan dalam KKp dibahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Baik topik umum maupun topik masalah pribadi itu dibahas melalui suasana dinamika kelompok yang intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota di bawah bimbingan pemimpin kelompok ( Konselor ).
 KKp dan BKp dapat diselenggarakan di mana saja, di dalam ruangan ataupun di luar ruangan, di sekolah atau di luar sekolah, di rumah salah seorang peserta atau di rumah konselor, di suatu kantor atau lembaga tertentu, atau di ruang praktik pribadi Konselor. Di manapun kedua jenis layanan itu dilaksanakan, harus terjamin bahwa dinamika kelompok dapat berkembang sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan layanan.

B.       Tujuan Konseling Kelompok ( KKp ), Bimbingan Kelompok ( BKp ), dan Konseling Individual ( KI )
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum layanan KKp dan BKp adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan. Dalam kaitan ini, sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan bersosialisasi atau berkomunikasi seseorang sering terganggu oleh perasaan, pikiran persepsi, wawasan dan sikap yang tidak objektif, sempit dan terkungkung serta tidak efektif. Melalui layanan KKp dan BKp hal-hal yang mengganggu atau menghimpit perasaan dapat diungkapkan, dilonggarkan, diringankan melalui berbagai cara; pikiran yang suntuk, buntu, atau beku dicairkan dan didinamikkan melalui berbagai masukkan dan tanggapan baru; persepsi dan wawasan yang menyimpang dan/atau sempit diluruskan dan diperluas melalui pencairan pikiran, penyadaran dan penjelasan; sikap yang tidak objektif, terkungkung dan tidak terkendali, serta tidak efektif digugat dan didobrak; kalau perlu diganti dengan yang baru yang lebih efektif. Melalui kondisi dan proses berperasaan, berpikir, berpersepsi dan berwawasan yang terarah, luwes, dan luas serta dinamis kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi dan bersikap dapat dikembangkan. Khususnya untuk layanan KKp, selain bertujuan sebagaimana BKp, juga bermaksud mengentaskan masalah klien dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
           Tujuan umum layanan KI adalah terentasnya masalah yang dialami klien. Dengan layanan KI beban klien diringankan, kemampuan klien ditingkatkan, potensi klien dikembangkan. Tujuan umum layanan KI adalah pengentasan masalah klien dengan demikian, fungsi pengentasan sangat dominan dalam layanan ini.
2.      Tujuan Khusus
Tujuan khusus KKp dan BKp pada dasarnya terletak pada:
a.       KKp terfokus pada pembahasan masalah pribadi individu peserta kegiatan layanan. Melalui layanan kelompok yang intensif dalam upaya pemecahan masalah tersebut peserta memperoleh dua tujuan sekaligus:
1)      Terkembangnya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap tearah kepada tingkah laku khususnya dalam bersosialisasi atau berkomunikasi, dan
2)      Terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagi individu-individu lain peserta layanan KKp.
b.      BKp bermaksud membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual ( hangat ) dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi, verbal maupun non verbal ditingkatkan.
Tujuan khusus Konseling Individual, dalam kerangka tujuan umum, tujuan khusus layanan KI dapat dirinci dan secara langsung dikaitkan dengan fungsi-fungsi konseling yang secara menyeluruh diembannya:
a.       Melalui layanan KI klien memahami seluk beluk masalah yang dialami secara mendalam dan komperhensif, serta positif dan dinamis ( fungsi pemahaman ).
b.      Pemahaman itu mengarah kepada dikembangkannya persepsi dan sikap serta kegiatan demi terentaskannya secara spesifik masalah yang dialami klien itu ( fungsi pencegahan ).
c.       Pengembangan dan pemahaman potensi klien dan berbagai unsur positif yang ada pada dirinya merupakan latar belakang pemahaman dan pengentasan masalah klien dapat dicapai ( fungsi pengembangan atau pemeliharaan ).
d.      Pengembangan atau pemeliharaan potensi dan unsur-unsur positif yang ada pada diri klien, diperkuat oleh terantaskannya masalah, akan merupakan kekuatan bagi tercegah menjalarnya masalah yang sekarang sedang dialami itu, serta diharapkan tercegah pula masalah-masalah baru yang mungkin timbul ( fungsi pencegahan ).
e.       Apabila masalah yang dialami klien menyangkut dilanggarnya hak-hak klien sehingga klien teraniaya dalam kadar tertentu, layanan KI dapat menangani sasaran yang bersifat advokasi ( fungsi advokasi ).

C.      Asas yang digunakan dalam Konseling Kelompok ( KKp ), Bimbingan Kelompok ( BKp ), dan Konseling Individual ( KI )
Dalam konseling kelompok, asas yang dipakai :
1.      Kerahasiaan, karena membahas masalah pribadi anggota (masalah yang dirasakan tidak menyenangkan, mengganggu perasaan, kemauan dan aktifitas kesehariannya).
2.      Kesukarelaan
3.      Keterbukaan, semua anggota kelompok adalah konselor terhadap anggota yang dibahas masalahnya.
4.      Kegiatan
5.      Kenormatifan
Dalam Bimbingan kelompok, asas yang dipakai:
1.      Kesukarelaan, tidak ada pemaksaan dalam mengemukakan pendapat.
2.      Keterbukaan, adalah keterusterangan dalam memberikan pendapat.
3.      Kegiatan, partisipasi semua anggota kelompok dalam mengemukakan
     pendapat sehingga cepat tercapainya tujuan Bimbingan kelompok.
4.      Kenormatifan, aturan dalam menyampaikan ide dan gagasan hendaknya dengan baik, benar, gaya bahasa yang menyenangkan, tidak  menyalahkan anggota kelompok.
5.      Kerahasiaan, ini terakhir karena topik (pokok bahasan) bersifat umum.
Dalam konseling individua, asas yang dipakai :
1.      Kerahasiaan, karena membahas masalah pribadi konseli.
2.      Kesukarelaan, tidak ada pemaksaan dalam melakukan konseling.
3.      Keterbukaan, terbuka dalam menceritakan masalahnya.
4.      Kekinian
5.      Kegiatan
6.      Kenormatifan
7.      keahlian

D.      Komponen Konseling Kelompok ( KKp ), Bimbingan Kelompok ( BKp ), dan Konseling Individual ( KI )
Dalam layanan KKp dan BKp berperan dua pihak, yaitu pemimpin kelompok dan peserta atau anggota kelompok.
1.      Pemimpin Kelompok
Pemimpin Kelompok ( PK ) adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik konseling profesional. Sebagaimana untuk jenis layanan konseling lainnya, Konselor memiliki ketrampilan khusus menyelenggarakan KKp dan BKp. Dalam KKp dan BKp tugas PK adalah memimpin kelompok yang benuansa layanan konseling melalui “bahasa” konseling untuk mencapai tujuan-tujuan konseling. Secara khusus, PK diwajibkan menghidupkan dinamika kelompok di antara semua peserta seintensif mungkin yang mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan umum dan khusus tersebut di atas.
2.      Anggota Kelompok
Tidak semua kumpulan orang atau individu dapat dijadikan anggota KKp atau BKp. Untuk terselenggaranya KKp atau BKp seorang konselor perlu membentuk kumpulan individu menjadi sebuah kelompok dimana didalam suatu kelompok besarnya kelompok dibatasi. Besarnya kelompok ( jumlah anggota kelompok ), dan homogenitas atau heterogenitas anggota kelompok dapat mempengaruhi kinerja kelompok.
Dalam layanan KI berperan dua pihak, yaitu seorang Konselor dan seorang klien.
1.      Konselor
Komselor adalah seorang ahli dalam bidang konseling yang memiliki kewenangan dan mandat secara profesional untuk melaksanakan kegiatan pelayanan konseling. Dalam layanan KP Konselor menjadi aktor yang secara aktif mengembangkan proses konseling melalui dioperasikannya pendekatan, teknik dan asas-asas konseling terhadap klien. Dalam proses konseling. Dalam proses konseling selain media pembicaraan verbal, Konselor juga dapat menggunakan media tulisan, gambar, media elektronik, dan media pembelajaran lainnya, serta media pengembangan tingkah laku. Semua hal itu diupayakan Konselor dengan cara-cara yang cermat dan tepat, demi terentaskannya masalah yang dialami klien.
2.      Klien
Klien adalah seorang individu yang sedang mengalami masalah, atau setidak tidaknya sedang mengalami sesuatu yang ingin ia sampaikan kepada orang lain. Klien datang dan bertemu konselor dengan cara yang berbeda-beda, ada yang datang sendiri dengan kemauan yang kuat untuk memenuhi konselor, ada yang datang dengan perantaraan orang lain, bahkan ada yang datang karena didorong atau diperintah oleh pihak lain. Kedatangan klien bertemu konselor disertai dengan kondisi tertentu yang ada pada diri klien itu sendiri. Dalam pada itu, apapun latar belakang ikedatangan klien, dan bagaimanapun juga kondisi diri klien sejak paling awal pertemuannya dengan konselor, semuanya itu harus disikapi oleh konselor dengan penerapan asas kekinian dan prinsip “klien tidak pernah salah” ( KTPS ). Apapun latar belakang dan kondisi klien yang datang menemui konselor, semuanya itu perlu mendapatkan perhatian dan penanganan sepenuhnya oleh konselor. Melalui proses pelayanan KI, klien bersama konselor melakukan upaya tersinergikan untuk mencapai tujuan layanan. Dari segi klien, keefektifan layanan KI ditentukan oleh kondisi klien sejak sebelum bertemu konselor sampai dengan aktifitas klien pasca layanan KI.

E.     Perbedaan dan Persamaan Konseling Kelompok ( KKp ), Bimbingan Kelompok ( BKp ), dan Konseling Individual ( KI )

1.      Perbedaan
Indikator
Bimbingan Kelompok
Konseling Kelompok
Konseling individual
Tujuan Khusus
Pembahasan topik-topik umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi para anggota kelompok.
Pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
Pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang dialami konseli.
Jumlah anggota
Dibatasi 10-15 orang
Dibatasi sampai sekitar 10 orang
Hanya 1 orang sebagai konseli
Fungsi
Pemahaman dan pengembangan
Pengentasan dan advokasi
Pengentasan dan advokasi
Asas
Menekankan pada asas kesukarelaan

Menekankan pada asas kerahasiaan
Menekankan pada asas kerahasiaan
Materi layanan
Topik bahasan
Masalah pribadi anggota kelompok
Masalah pribadi konseli
Format kegiatan
Kelompok kecil dengan empat tahap kegiatan
Kelompok kecil dengan empat tahap kegiatan
Satu orang konseli dengan tiga tahap kegiatan
Pengaruh kegiatan
Memanfaatkan dinamika kelompok
Memanfaatkan dinamika kelompok
Keterbukaan konselor dan konseli

2.      Persamaan
a.       Tujuan umum yaitu untuk pengembangan pribadi individu
b.      Pelaksana yaitu dilaksanakan oleh konselor
c.       Layana KKp, KKp dapat diselenggarakan atas kesepakatan pemimpin kelompok ( Konselor ) dengan anggota kelompok, begitupun dengan KI dapat diselenggarakan atas kesepakatan antara konselor dengan klien.
d.      Penilaian terhadap hasil layanan dilakukan dalam tiga tahap yaitu penilaian segera ( laiseg ), penilaian jangka pendek ( laijapen ), dan penilaian jangka panjang ( laijapang ).
e.       Bahan pembicaraan menyangkut bidang akademik, bidang karir, bidang pribadi, dan bidang sosial.