Hidup itu merupakan sebuah tantangan bagi kita, karna banyak sekali tantangan yang mesti kita lewati dalam perjalanan hidup kita untuk menggapai sebuah kehidupan yang kita impikan.
Tantangan yang ada dalam kehidupan kita merupakan bukti betapa cinta-Nya ALLAH SWT kepada umat-Nya, karena dengan begitu kita akan menjadi manusia yang sesungguhnya seperti apa yang menjadi tujuan kita hidup di dunia yang fana ini, yaitu menjadi manusia yang Beriman, Berahklak, dan Bertaqwa kepada-Nya.
Dengan kita selalu mendekatkan diri kepada-Nya insaAllah semua tantangan yang ada dalam kehidupan kita dapat kita lampaui dengan baik untuk menuju kehidupan yang kita impikan....Amiiiinnnn
"SELALU INGATLAH KEPADA ALLAH SWT"
Sabtu, 05 Mei 2012
Jumat, 04 Mei 2012
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN BIMBINGAN KELOMPOK, KONSELING KELOMPOK, DAN KONSELING INDIVIDUAL
Pengertian Konseling Kelompok ( KKp ), Bimbingan Kelompok ( BKp ), dan Konseling individual ( KI )
Layanan Konseling Kelompok adalah layanan
yang memungkinan peserta didik ( masing-masing anggota kelompok )
memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan
pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik
dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling
Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
Layanan Bimbingan Kelompok adalah layanan
yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan ( topik )
tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial,
serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui
dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh
bahan dan membahas pokok bahasan ( topik ) tertentu untuk menunjang
pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan
keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan
Bimbingan Kelompok berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan.
Layanan Konseling Perorangan adalah layanan
yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka
(secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan
perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar
peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan
Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
Layanan
konseling dapat diselenggarakan baik secara perorangan maupun kelompok.
Secara perorangan layanan konseling dilaksanakan melalui konseling
individual atau layanan konsultasi, sedangkan secara kelompok melalui
layanan konseling kelompok ( KKp ) atau bimbingan kelompok ( BKp ).
Kedua layanan ini mengikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok,
dengan Konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok.
KKp
dan BKp mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang
berguna bagi pengembangan, pribadi dan/atau pemecahan masalah individu
yang menjadi peserta kegiatan kelompok. Dalam BKp dibahas topik-topik
umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok, sedangkan dalam
KKp dibahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota
kelompok. Baik topik umum maupun topik masalah pribadi itu dibahas
melalui suasana dinamika kelompok yang intens dan konstruktif, diikuti
oleh semua anggota di bawah bimbingan pemimpin kelompok ( Konselor ).
KKp
dan BKp dapat diselenggarakan di mana saja, di dalam ruangan ataupun di
luar ruangan, di sekolah atau di luar sekolah, di rumah salah seorang
peserta atau di rumah konselor, di suatu kantor atau lembaga tertentu,
atau di ruang praktik pribadi Konselor. Di manapun kedua jenis layanan
itu dilaksanakan, harus terjamin bahwa dinamika kelompok dapat
berkembang sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan layanan.
B. Tujuan Konseling Kelompok ( KKp ), Bimbingan Kelompok ( BKp ), dan Konseling Individual ( KI )
1. Tujuan Umum
Tujuan
umum layanan KKp dan BKp adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi
siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan. Dalam kaitan ini,
sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan bersosialisasi atau
berkomunikasi seseorang sering terganggu oleh perasaan, pikiran
persepsi, wawasan dan sikap yang tidak objektif, sempit dan terkungkung
serta tidak efektif. Melalui layanan KKp dan BKp hal-hal yang mengganggu
atau menghimpit perasaan dapat diungkapkan, dilonggarkan, diringankan
melalui berbagai cara; pikiran yang suntuk, buntu, atau beku dicairkan
dan didinamikkan melalui berbagai masukkan dan tanggapan baru; persepsi
dan wawasan yang menyimpang dan/atau sempit diluruskan dan diperluas
melalui pencairan pikiran, penyadaran dan penjelasan; sikap yang tidak
objektif, terkungkung dan tidak terkendali, serta tidak efektif digugat
dan didobrak; kalau perlu diganti dengan yang baru yang lebih efektif.
Melalui kondisi dan proses berperasaan, berpikir, berpersepsi dan
berwawasan yang terarah, luwes, dan luas serta dinamis kemampuan
berkomunikasi, bersosialisasi dan bersikap dapat dikembangkan. Khususnya
untuk layanan KKp, selain bertujuan sebagaimana BKp, juga bermaksud
mengentaskan masalah klien dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Tujuan
umum layanan KI adalah terentasnya masalah yang dialami klien. Dengan
layanan KI beban klien diringankan, kemampuan klien ditingkatkan,
potensi klien dikembangkan. Tujuan umum layanan KI adalah pengentasan
masalah klien dengan demikian, fungsi pengentasan sangat dominan dalam
layanan ini.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus KKp dan BKp pada dasarnya terletak pada:
a. KKp
terfokus pada pembahasan masalah pribadi individu peserta kegiatan
layanan. Melalui layanan kelompok yang intensif dalam upaya pemecahan
masalah tersebut peserta memperoleh dua tujuan sekaligus:
1) Terkembangnya
perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap tearah kepada tingkah
laku khususnya dalam bersosialisasi atau berkomunikasi, dan
2) Terpecahkannya
masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan
masalah tersebut bagi individu-individu lain peserta layanan KKp.
b. BKp
bermaksud membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan
aktual ( hangat ) dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika
kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong
pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang
menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam hal ini
kemampuan berkomunikasi, verbal maupun non verbal ditingkatkan.
Tujuan
khusus Konseling Individual, dalam kerangka tujuan umum, tujuan khusus
layanan KI dapat dirinci dan secara langsung dikaitkan dengan
fungsi-fungsi konseling yang secara menyeluruh diembannya:
a. Melalui
layanan KI klien memahami seluk beluk masalah yang dialami secara
mendalam dan komperhensif, serta positif dan dinamis ( fungsi pemahaman
).
b. Pemahaman
itu mengarah kepada dikembangkannya persepsi dan sikap serta kegiatan
demi terentaskannya secara spesifik masalah yang dialami klien itu (
fungsi pencegahan ).
c. Pengembangan
dan pemahaman potensi klien dan berbagai unsur positif yang ada pada
dirinya merupakan latar belakang pemahaman dan pengentasan masalah klien
dapat dicapai ( fungsi pengembangan atau pemeliharaan ).
d. Pengembangan
atau pemeliharaan potensi dan unsur-unsur positif yang ada pada diri
klien, diperkuat oleh terantaskannya masalah, akan merupakan kekuatan
bagi tercegah menjalarnya masalah yang sekarang sedang dialami itu,
serta diharapkan tercegah pula masalah-masalah baru yang mungkin timbul (
fungsi pencegahan ).
e. Apabila
masalah yang dialami klien menyangkut dilanggarnya hak-hak klien
sehingga klien teraniaya dalam kadar tertentu, layanan KI dapat
menangani sasaran yang bersifat advokasi ( fungsi advokasi ).
C. Asas yang digunakan dalam Konseling Kelompok ( KKp ), Bimbingan Kelompok ( BKp ), dan Konseling Individual ( KI )
Dalam konseling kelompok, asas yang dipakai :
1. Kerahasiaan,
karena membahas masalah pribadi anggota (masalah yang dirasakan tidak
menyenangkan, mengganggu perasaan, kemauan dan aktifitas kesehariannya).
2. Kesukarelaan
3. Keterbukaan, semua anggota kelompok adalah konselor terhadap anggota yang dibahas masalahnya.
4. Kegiatan
5. Kenormatifan
Dalam Bimbingan kelompok, asas yang dipakai:
1. Kesukarelaan, tidak ada pemaksaan dalam mengemukakan pendapat.
2. Keterbukaan, adalah keterusterangan dalam memberikan pendapat.
3. Kegiatan, partisipasi semua anggota kelompok dalam mengemukakan
pendapat sehingga cepat tercapainya tujuan Bimbingan kelompok.
4. Kenormatifan, aturan dalam menyampaikan ide dan gagasan hendaknya dengan baik, benar, gaya bahasa yang menyenangkan, tidak menyalahkan anggota kelompok.
5. Kerahasiaan, ini terakhir karena topik (pokok bahasan) bersifat umum.
Dalam konseling individua, asas yang dipakai :
1. Kerahasiaan, karena membahas masalah pribadi konseli.
2. Kesukarelaan, tidak ada pemaksaan dalam melakukan konseling.
3. Keterbukaan, terbuka dalam menceritakan masalahnya.
4. Kekinian
5. Kegiatan
6. Kenormatifan
7. keahlian
D. Komponen Konseling Kelompok ( KKp ), Bimbingan Kelompok ( BKp ), dan Konseling Individual ( KI )
Dalam layanan KKp dan BKp berperan dua pihak, yaitu pemimpin kelompok dan peserta atau anggota kelompok.
1. Pemimpin Kelompok
Pemimpin
Kelompok ( PK ) adalah konselor yang terlatih dan berwenang
menyelenggarakan praktik konseling profesional. Sebagaimana untuk jenis
layanan konseling lainnya, Konselor memiliki ketrampilan khusus
menyelenggarakan KKp dan BKp. Dalam KKp dan BKp tugas PK adalah memimpin
kelompok yang benuansa layanan konseling melalui “bahasa” konseling
untuk mencapai tujuan-tujuan konseling. Secara khusus, PK diwajibkan
menghidupkan dinamika kelompok di antara semua peserta seintensif
mungkin yang mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan umum dan khusus
tersebut di atas.
2. Anggota Kelompok
Tidak
semua kumpulan orang atau individu dapat dijadikan anggota KKp atau
BKp. Untuk terselenggaranya KKp atau BKp seorang konselor perlu
membentuk kumpulan individu menjadi sebuah kelompok dimana didalam suatu
kelompok besarnya kelompok dibatasi. Besarnya kelompok ( jumlah anggota
kelompok ), dan homogenitas atau heterogenitas anggota kelompok dapat
mempengaruhi kinerja kelompok.
Dalam layanan KI berperan dua pihak, yaitu seorang Konselor dan seorang klien.
1. Konselor
Komselor
adalah seorang ahli dalam bidang konseling yang memiliki kewenangan dan
mandat secara profesional untuk melaksanakan kegiatan pelayanan
konseling. Dalam layanan KP Konselor menjadi aktor yang secara aktif
mengembangkan proses konseling melalui dioperasikannya pendekatan,
teknik dan asas-asas konseling terhadap klien. Dalam proses konseling.
Dalam proses konseling selain media pembicaraan verbal, Konselor juga
dapat menggunakan media tulisan, gambar, media elektronik, dan media
pembelajaran lainnya, serta media pengembangan tingkah laku. Semua hal
itu diupayakan Konselor dengan cara-cara yang cermat dan tepat, demi
terentaskannya masalah yang dialami klien.
2. Klien
Klien
adalah seorang individu yang sedang mengalami masalah, atau setidak
tidaknya sedang mengalami sesuatu yang ingin ia sampaikan kepada orang
lain. Klien datang dan bertemu konselor dengan cara yang berbeda-beda,
ada yang datang sendiri dengan kemauan yang kuat untuk memenuhi
konselor, ada yang datang dengan perantaraan orang lain, bahkan ada yang
datang karena didorong atau diperintah oleh pihak lain. Kedatangan
klien bertemu konselor disertai dengan kondisi tertentu yang ada pada
diri klien itu sendiri. Dalam pada itu, apapun latar belakang
ikedatangan klien, dan bagaimanapun juga kondisi diri klien sejak paling
awal pertemuannya dengan konselor, semuanya itu harus disikapi oleh
konselor dengan penerapan asas kekinian dan prinsip “klien tidak pernah
salah” ( KTPS ). Apapun latar belakang dan kondisi klien yang datang
menemui konselor, semuanya itu perlu mendapatkan perhatian dan
penanganan sepenuhnya oleh konselor. Melalui proses pelayanan KI, klien
bersama konselor melakukan upaya tersinergikan untuk mencapai tujuan
layanan. Dari segi klien, keefektifan layanan KI ditentukan oleh kondisi
klien sejak sebelum bertemu konselor sampai dengan aktifitas klien
pasca layanan KI.
E. Perbedaan dan Persamaan Konseling Kelompok ( KKp ), Bimbingan Kelompok ( BKp ), dan Konseling Individual ( KI )
1. Perbedaan
Indikator
|
Bimbingan Kelompok
|
Konseling Kelompok
|
Konseling individual
|
Tujuan Khusus
|
Pembahasan topik-topik umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi para anggota kelompok.
|
Pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
|
Pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang dialami konseli.
|
Jumlah anggota
|
Dibatasi 10-15 orang
|
Dibatasi sampai sekitar 10 orang
|
Hanya 1 orang sebagai konseli
|
Fungsi
|
Pemahaman dan pengembangan
|
Pengentasan dan advokasi
|
Pengentasan dan advokasi
|
Asas
|
Menekankan pada asas kesukarelaan
|
Menekankan pada asas kerahasiaan
|
Menekankan pada asas kerahasiaan
|
Materi layanan
|
Topik bahasan
|
Masalah pribadi anggota kelompok
|
Masalah pribadi konseli
|
Format kegiatan
|
Kelompok kecil dengan empat tahap kegiatan
|
Kelompok kecil dengan empat tahap kegiatan
|
Satu orang konseli dengan tiga tahap kegiatan
|
Pengaruh kegiatan
|
Memanfaatkan dinamika kelompok
|
Memanfaatkan dinamika kelompok
|
Keterbukaan konselor dan konseli
|
2. Persamaan
a. Tujuan umum yaitu untuk pengembangan pribadi individu
b. Pelaksana yaitu dilaksanakan oleh konselor
c. Layana
KKp, KKp dapat diselenggarakan atas kesepakatan pemimpin kelompok (
Konselor ) dengan anggota kelompok, begitupun dengan KI dapat
diselenggarakan atas kesepakatan antara konselor dengan klien.
d. Penilaian
terhadap hasil layanan dilakukan dalam tiga tahap yaitu penilaian
segera ( laiseg ), penilaian jangka pendek ( laijapen ), dan penilaian
jangka panjang ( laijapang ).
e. Bahan pembicaraan menyangkut bidang akademik, bidang karir, bidang pribadi, dan bidang sosial.
Langganan:
Postingan (Atom)